Oleh-Oleh Ilmu dari Singapura

Oleh-Oleh Ilmu dari Singapura

 

Beberapa hari lalu, alhamdulillah beserta rombongan 150 menejer dan pengurus BMT-BMT anggota Perhimpunan BMT Indonesia, kami dapat melaksanakan serangkaian acara yang bertajuk “Silaturrahim nasional BMT, International Conference and Gathering (Silatnas BMT 2013) yang diselenggarakan di dua negara yaitu Singapura dan Batam, Indonesia.

Sebagaimana lazimnya kunjungan muhibbah tentu dihiasi pula acara jalan-jalan, akan tetapi sesungguhnya tujuan ke Singapura tersebut bukan wisata, tetapi untuk silaturrahim, mencari ilmu dan membuka cakrawala.

Dimulai dengan silaturrahim ke Lembaga Pengamanat dan Pentadbir Masjid Sultan, yang merupakan masjid tertua kedua di Singapura dan merupakan masjid bersejarah yang dilindungi pemerintah. Suasana ramah-tamah antara saudara serumpun begitu kental terasa, kami diterima oleh pengurus secara lengkap. Bahkan sebelum acara dimulai tuan rumah menjamu pula makan siang.

Malam harinya kami serombongan berkunjung ke Kedutaan Besar Indonesia di Singapura. Tak kalah menggugah, ketika diputar Video dengan background nyanyian “Tanah airku” terasa begitu berbeda ketika masuk dalam ruang, waktu dan situasi di negeri orang “Tanah air ku tidak kulupakan…”.

Pagi harinya rombongan dibagi menjadi dua sebagian besarnya berkunjung ke Pertapis (Sebuah lembaga pengelola Zakat infaq dan shadaqah yang melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang sangat inspiratif) dan sebagiannya lagi mengikuti acara yang sangat bersejarah bagi BMT dibanding beberapa forum-forum Internasional sebelumnya, ketika untuk pertama kali BMT dibicarakan dalam forum internasional yang lebih luas dengan komunitas yang lebih beragam mulai dari pebisnis, aktifis sosial dan para profesional yang bergerak dibidang hukum, keuangan dan lain sebagainya.

Seminar itu bertajuk “Poverty Alleviation Through Islamic Microfinance: The BMT Model in Indonesia” terselenggara atas inisiatif dari salah satu private Bank terbesar di dunia yakni Union Bank of Switzerland (UBS) yang bekerjasama dengan Singapore Menagement University (SMU) sebuah universitas bisnis yang cukup bergengsi di dunia. Meskipun mulai dari gagasan hingga pelaksanaan hanya 10 hari, karena harus menyesuaikan dengan acara Silatnas, sehingga undangan pun baru beredar seminggu sebelum acara via email. Akan tetapi acaranya tersebut penuh dipenuhi peserta bahkan harus ditambah kursi. Bertempat di jurusan International Islamic Law & Finance yang dibuka oleh dekannya yaitu Professor Andrew White.

Pidato pengantarnya sendiri sangat luar biasa karena professor menjelaskan mengenai konsep harta dan uang dalam Islam serta menjelaskan mengenai sejarah Baitul Maal. Yang lebih mengejutkan adalah ternyata professor yang masih non-muslim ini ternyata sangat memahami tentang BMT. Bahkan dengan tegas professor membuat pernyataan bahwa BMT yang ada di Indonesia merupakan model Islamic microfinance yang terbaik di dunia.

Menyambut pada sesi keduanya Bapak Abdul Rasyeed mantan menteri luar negeri Singapura dan sekarang menjabat sebagai Ambassador Singapura untuk Timur Tengah. Menjelaskan mengenai penanganan kemiskinan melalui pendekatan komunitas, dan memperkenalkan konsep Baitul Maal wa Tamwil.

Setelah beberapa sambutan tersebut, sebagai pembicara inti, saya diberi kepercayaan untuk menjelaskan mengenai hal-hal yang telah kita lakukan bersama selama 20 tahun. Mulai dari identifikasi masalah keummatan yang melatar belakangi kelahiran BMT, serta respon gerakan BMT untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dimulai dari gerakan menabung dan mengelola keuangan, hingga pendampingan usaha dan pembiayaan yang dilakukan.

Lebih dari itu, BMT telah pula melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih dari sekedar lembaga keuangan, akan tetapi bersamaan dengan itu membangun komunitasnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial atara lain; pembiayaan non-komersial kepada masyarakat kurang mampu dengan akad qard yang tidak mensyaratkan penambahan apa-apa kecuali pengembalian pokoknya saja; kegiatan lain adalah asuransi mikro; pelayanan kesehatan; dll. Pada pokoknya BMT adalah suatu lembaga keuangan yang memiliki keunikan karena mengintegrasikan antara fungsi bisnis dan fungsi sosial dalam suatu lembaga.

Sambutan terhadap acara tersebut sungguhlah membesarkan hati, selepas acara usai, para peserta masih belum beranjak pergi, keinginan tahu tentang BMT sangat besar dan sebagian besar membuka diri untuk melakukan kerja-sama, bahkan salah satu media milik pemerintah Singapura Berita Harian turut pula meliput. Di negeri sendiri, harian “Republika” beberapa hari meliput mengenai event tadi. Keseriusan terhadap hal itu tampak dari respon berupa korespondensi surat maupun pertemuan-pertemuan serta kunjungan pihak-pihak yang tertarik kepada BMT.

Keramahan khas melayu juga kental terasa, sekental rasa santan di masakan rendang yang disajikan tatkala bersilaturrahim, dan disambut resmi dan lengkap oleh pengurus Pertapis. Pertapis sendiri merupakan yayasan sosial yang bergerak di bidang pengembangan pendidikan, pengembangan generasi muda, santunan-santunan sosial seperti layanan bimbingan bagi para tahanan di penjara, dan santunan serta pembinaan kepada keluarganya. Dengan kegiatan tersebut, mempunyai maksud agar para tahanan dapat memiliki kepercayaan diri untuk kembali ke masyarakat lagi. Pemerintah Singapura pun memberi kepercayaan kepada Pertapis untuk melakukan pembinaan mental, rehabilitasi dan proses sosialisasi selama enam bulan pada tahanan narkoba sebelum masa penahanannya berakhir.  

Yayasan Pertapis hidup dan digerakkan oleh muslimin-mukhlisin yang terdiri dari para profesional maupun pebisnis dimana hampir seluruh di susunan pengurusnya adalah kelas menengah di Singapura. Di Jum’at siang itu pula kami mendapat inspirasi yang banyak mengenai pengelolaan Zakat infaq dan shadaqah yang lebih profesional, dan program-programnya pun banyak memberi inspirasi.

Acara Silatnas kemudian berlanjut di Asrama Haji Batam dan dibuka oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau. Pembukaan pun terasa makin gembira karena dimeriahkan oleh partisipasi dari masyarakat dengan menampilkan tarian selamat datang yang dibawakan secara menggemaskan oleh anak-anak.

Keesokan harinya dipenuhi dengan padatnya acara mulai dari masukan dari para pakar hingga beberapa penandatanganan MOU dan kesepakatan kerjasama, antara lain lembaga penelitian dibawah Islamic Development Bank yaitu IRTI; dengan Badan Wakaf Indonesia; dengan Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah,dll. Disamping itu, dalam perhelatan empat hari tersebut telah disepakatinya suatu standar akreditasi lembaga bagi BMT di Indonesia, yaitu Islamic Microfinance Standard. Dan setelah melewati proses pengujian dan verifikasi maka diumumkan bahwa hingga September 2013 ada 34 BMT yang telah lolos standar, dan patut disyukuri bahwa Alhamdulillah, TAMZIS, lembaga kita ini telah lolos standar IMS.

Terakhir, kesan saya atas acara silaturrahim nasional tersebut telah membawa beberapa hasil yang sangat produktif dan bermanfaat bagi gerakan BMT dan bukan hanya itu memberi manfaat pula bagi berkembangnya ekonomi Islam di masyarakat. Semoga bermanfaat dalam pengembangan pribadi dan sekaligus sebagai oleh-oleh dan pelajaran yang bisa diterapkan pada pribadi atau lembaga. Selebihnya, insyaa Allah akan saya tuliskan pada kesempatan yang akan datang. []