Gusti Allah Mboten Sare

Gusti Allah Mboten Sare

 

Hari itu saya sedang di Wonosobo, dan ketika gempa terjadi pikiran langsung melayang pada Merapi yang tengah batuk-batuk. Tak ada fikiran bahwa ada sesuatu yang besar yang tengah terjadi. Hingga jam 6 pagi dering HP terdengar dan masuklah SMS dari Pak Rahmad Riyadi, pimpinan dari Dompet Dhuafa suatu lembaga pengelola zakat dan bantuan kemanusiaan yang besar dan terkenal di Jakarta. Isi SMS-nya sangat jelas "Mas Saat, sayamendengar gempa di Yogya menelan korban yang sangat besar dan kerusakan yang sangat parah. Saya meminta Mas Saat untuk menjadi Team Leader untuk memimpin bantuan dan pembuatan posko sampai team lebih besar dari Jakarta yang akan datang".

Meski belum pernah sekalipun dilatih dalam tugas relief semacam itu, apalagi memimpin, akan tetapi dengan mengucap bismillah, disertai Pak Budi Santoso, Manajer TAMZIS, yang asli bantul, saya pamit kepada istri untuk berangkat ke Yogya. Sesampai di Yogya, di tengah situasi yang kalang-kabut, sirine yang tidak berhenti, porak-poranda, keruntuhan di mana-mana, dan apalagi malam harinya gelap karena tidak ada listrik dan hujan yang turun. Ditambahi lagi desas-desus tentang kemungkinan adanya penjarahan, ujung malam itu berakhir di emperan kantor BMT Beringharjo memastikan ketersediaan barang dan kebutuhan serta membuat rencana kerja untuk 5 posko yang hari itu dapat didirikan.

Ditingkahi hujan dan bayangan warga yang tak dapat merebahkan badan, saya diminta untuk membuat tulisan untuk spanduk yang akan dipasang di sudut-sudut kotaYogya dan dimaksudkan agar dapat menggugah dan memberi semangat. Pesan dalam spanduk itu haruslah sesuai dengan alam pikiran orang Jawa dan pada saat yang sama dapat pula menggugah keimanan, bahwa bencana ini adalah suatu sarana Allah untuk menguji kita dan menjadikan hamba-Nya menjadi makin kuat. Oleh karena itu, muncullah dalam spanduk-spanduk tersebut, suatu kalimat yang sangat akrab dalam telinga-jiwa orang Jawa yang menggambarkan bahwa Allah itu Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. "Gusti Allah Mboten Sare".

Selama tiga bulan kemudian bersama team TAMADDUN dan teman-teman Baitul Maal BMT-BMT anggota Perhimpunan BMT Indonesia, kami membersamai mereka untuk membangkitkan tenaga iman dalam diri sendiri dan membangun sinergi dengan beberapa rombongan, berbasis kerelawan dan semangat menolong diri sendiri dan masyarakat sekitar. Ternyata, Yogya pulih dengan sangat cepat, dan kini justru lebih tertata, lebih memiliki infrastruktur yang mendukung untuk berkembang kedepan, pokoknya Yogya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Beberapa waktu kemudian erupsi Merapi terjadi, teman-teman Baitul Maal BMT-BMT anggota Perhimpunan BMT dan juga team TAMADDUN kita sudah jauh lebih berpengalaman. Secara sigap mereka menata posko bantuan, mendistribusikan bantuan yang mengalir dari seluruh BMT-BMT di Jawa Tengah bahkan Jawa Barat-pun turut pula mengantarkan bantuannya. Dalam masa tanggap darurat, BMT meletakkan Poskonya di tiga tempat yaitu di Muntilan, Cepogo dan Kaliurang. Team Taawun dari TAMZIS pun cukup sigap, sehingga kurang dari satu bulan dari erupsi, pembiayaan yang terdampak oleh erupsi sehingga mengalami kerugian sehingga kerjasama dengan TAMZIS terkena dampaknya. Maka dengan program Taawun tadi pembiayaan yang terdampak erupsi tersebut dinyatakan diputihkan atau lunas, dan dikucurkan pembiayaan baru kepada para pedagang.

Bukan hanya saat tanggap darurat, akan tetapi program rekonstruksi pasca erupsi pun dilakukan di daerah Dukun Muntilan oleh BMT Bima dan di daerah Selo oleh BMT Tumang. Akhir Januari 2014 lalu, saya berkunjung kepada ibu-ibu ketua Kelompok Usaha Masyarakat (POKUSMA), yaitu suatu kelompok usaha yang terdiri dari ibu-ibu yang penuh semangat dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta harapan masa depan yang besar. Saya membersamai Bapak Zainul Abidin Rasyeed (Mantan Menteri Luar Negeri Singapura) ke desa Jrakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, berdialog dengan ibu-ibu dalam kelompok POKUSMA yang merupakan binaan BMT Tumang pasca erupsi Merapi.

Dusun tersebut satu bulan lamanya tidak boleh dimasuki dan mereka berada di pengungsian dua bulan lamanya. Akan tetapi hari ini nyaris tak ada bekas erupsi, kecuali di puncak Merapi yang masih menyimpan jutaan kubik material pasir. Justru yang terlihat masyarakat yang lebih makmur, ternak-ternak yang sehat, pohon yang lebih menghijau dan buah yang dipanen lebih banyak dari sebelumnya “Abu Merapi telah menjadi pupuk dari tanah-tanah kami” ucap mereka.

Sebuah bencana tentulah menorehkan luka, ada kepedihan, bahkan mungkin mengorbankan nyawa. Akan tetapi ketika kita memilih untuk menerima bencana tersebut sebagai bagian dari kasih sayang Allah yang diberikan kepada hamba-Nya untuk lebih memperkuat mereka, maka bencana yang diawalnya terasa begitu pahit, akan tetapi pada akhirnya justru terasa menjadi sebuah berkah.

Begitulah, jika menengok kebelakang, maka beberapa pengalaman pahit yang pernah kita rasakan pun, ketika disikapi dengan rasa syukur dan mengambil sisi positifnya, ternyata pengalaman pahit itu merupakan suatu pintu bagi kemudahan-kemudahan, sebagaimana Allah firmankan. Inna ma’al ‘usri yusro fainnama’al ‘usri yusro.

Pembaca Tamaddun yang budiman, semenjak akhir tahun hingga awal tahun ini, bertubi-tubi bencana melanda negeri kita, dan baitul maal kita juga telah melakukan bantuannya, dapatlah dicatat mulai tanah longsor di Wadaslintang, banjir di Purworejo, banjir di Pekalongan, Kudus, Pati dan Jepara, dll. Secara nasionalpun sahabat-sahabat yang tergabung di Baitul Maal Perhimpunan BMT bergerak memberikan pelayanannya. Tentulah saya tidak tahu apakah hikmah dari bencana yang sedang melanda negeri ini. Akan tetapi saya yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik bagi kita, dan pada akhirnya bagi hamba-hamba-Nya yang khusnudzan terhadap maksud Allah menghadirkan bencana ini pasti akan menemukan hikmah dan mengakhiri dengan senyuman yang mengembang. Ya Rabb tidak ada yang Engkau ciptakan, termasuk semua cobaan dan bencana ini dengan sia-sia. “Gusti Allah Mboten Sare” hal ini termasuk jika kita membacanya bahwa Allah-pun akan melihat kepada hamba-Nya yang mau peduli dan membantu sesama. Marilah kita peduli dan membantu mereka. []