Tiga Jam Sepuluh Tahun

Tiga Jam Sepuluh Tahun

 

Saya baru saja selesai menyaksikan pertandingan yang sangat fenomenal, bombastis dan juga fantastis, serta spektakuler antara kesebelasan Indonesia melawan tim nasional Laos. Dan malam itupun saya begitu larut dalam kegembiraan bersama puluhan juta rakyat Indonesia yang lain. Saya melihat sebuah kebangkitan dari kesebelasan yang sangat kita cintai dan semoga suasana eufhoria ini tidak lantas membuat kita semua terlena. Semoga kebangkitan dunia persepakbolaan ini akan menginspirasi banyak pihak untuk berprestasi sesuai dengan bidang dan kapasitasnya masing-masing.

Saya pernah membaca sebuah tulisan yang menceritakan bagaimana seorang olahragawan bisa berprestasi dengan sangat bagus. Siapa tak kenal Roger Federer, David Beckham, atau Michael Jordan. Mereka adalah olahragawan yang sangat hebat pada cabang yang mereka mainkan. Tulisan tersebut membahas dan mengungkap secara jelas rahasia dibalik kehebatan mereka. Ternyata cukup sederhana, salah satu yang mereka rutin lakukan adalah latihan tiga jam sehari (minimal) selama sepuluh tahun.

Taruhlah jika kita ingin mahir dalam penguasaan bahasa asing, maka kita harus meluangkan waktu untuk sekedar membaca artikel bahasa Inggris, misalnya, mendengarkan BBC atau CNN atau mencari tandem mitra untuk lawan bicara.

Jelas, tak hanya dari atlet-atlet tersebut pelajaran sukses dapat dipetik. Sebutlah nama siapapun yang menurut anda sukses. Ilmuwan Thomas Alfa Edison, wirausahawan Bill Gates. Mereka adalah orang-orang yang menorehkan tinta emas kesuksesan dalam bidangnya masing-masing. Dan tentunya masih banyak contoh lainnya yang bisa kita pelajari dibalik cerita kesuksesan mereka.

Maka kita bisa menyimpulkan kunci kesuksesan mereka terletak pada satu hal : konsistensi atau dalam bahasa agama disebut istiqomah. Mereka adalah sosok yang konsisten dengan profesinya paling tidak selama 10 tahun. Dengan konsistensi, orang menjadi persisten. Dan dengan keteguhan dalam usaha, orang menjadi tak nyaman jika sekali saja melalaikan kebiasaannya berlatih.

Roger Federer  dan yang lainya itu sudah pada tingkat persisten. Pasti mereka “ terasa gatal “, dan badannya pegal-pegal kalau sehari saja tak berlatih.”

Tiga jam sepuluh tahun, sudahkah kita melewati masa itu dalam profesi yang kita geluti sekarang ini. Mungkin ada diantara kita yang mengatakan mudah jika hanya sekedar berlatih selama tiga jam sehari, kaitannya dengan profesi kita, tapi mampukah kita  tetap konsisten untuk tetap berlatih, membahas dan mengulang apa yang mungkin menurut kita adalah sesuatu yang sudah “ diluar kepala”, selama rentang waktu sepuluh tahun.

Semua orang apa pun profesinya  harusnya memahami betul bahwa rumusan tiga jam sepuluh tahun itu adalah benar-benar sesuatu yang harus kita amalkan. Jangan pernah merasa sok tahu atas apa yang selama ini sudah kita ketahui. Jadi, sungguh kita tidak boleh merasa aman dengan apa yang sudah kita ketahui sementara ini.

Misalnya bagi kita yang berprofesi sebagai pelaku bisnis jasa keuangan syariah, sempatkanlah untuk membaca atau lakukan aktivitas apapun dalam rangka menambah kompetensi kita dalam bidang ekonomi syariah. Kita tidak boleh merasa jenuh dan takabur apabila kita berada dalam satu dimensi ruang pembahasan yang mengulang-ulang tentang apa itu : Musyarokah, mudharobah, murobahah, riba dan bagi hasil.

Sungguh sebagian di antara kita belumlah sampai pada satu tataran konsep tiga jam sepuluh tahun itu, jadi marilah kita bersama-sama untuk konsisten, untuk tetap berlatih. Karena kekayaan perspektif insya Allah akan menjadikan kita manusia yang tak lelah untuk terus berfikir dan berfikir. Dan dari berfikir itulah nantinya akan melahirkan berbagai formula penting yang sangat berguna. Bukankah Islam telah mengajarkan kepada kita, kaitannya dengan ilmu dan pengetahuan :” minal mahdi ilal lahdi “, sejak dari jandungan hingga liyang lahat kematian.

Wallahu a’lam