Standar Ganda

Standar Ganda

 

Semua kendaraan bermotor roda dua baik matik maupun manual pasti memiliki bagian penting yang disebut standar. Yaitu lempengan  besi yang berfungsi untuk menahan kendaraan agar tetap berdiri ketika sedang tidak dipakai. Ada dua macam standar, yaitu standar tunggal dan standar ganda atau lebih populer disebut doble standar.

Semua pengendara sepeda motor sangat paham kapan dia menggunakan standar tunggal dan kapan menggunakan standar ganda. Standar tunggal  Biasanya dipakai ketika sepeda motor diparkir untuk waktu yang tidak begitu lama dan di tempat yang relatif luas. Pada sepeda motor matik, standar tunggal ini sekaligus berfungsi sebagai alat untuk mematikan mesin. Begitu standar tunggal diturunkan, seketika itu pula mesin motor mati.

Standar ganda, sesuai dengan namanya terdiri dari dua lempengan besi membentuk hurup V terbalik.  Standar jenis ini biasanya dipakai untuk menghemat tempat atau motor diparkir untuk waktu yang lama. Setandar ganda lebih kokoh dan lebih aman sehingga lebih disarankan untuk digunakan.

Istilah dobel standar dikenal juga dalam kancah politik internasional dengan konotasi negatif. Standar ganda diartikan sebagai penggunaan standar penilaian (parameter) berbeda untuk kasus yang serupa yang dilakukan oleh subyek yang berbeda. Amerika serikat adalah negara yang paling sering dituding menerapkan Standar  ganda. Pada April 2012, Amerika mengecam bahkan mengerahkan beberapa armada lautnya mendekati laut korea ketika Korea utara melakukan uji coba peluncuran roket jarak menengah. Pada saat yang hampir bersamaan Amerika Serikat justru memuji India yang juga melakukan ujicoba peluncuran roketnya.

Standar ganda dilakukan oleh suatu negara atau seseorang tergantung kepentingan. Peluncuran  roket Korea utara dan Peluncuran roket india sesungguhnya tidak berbeda. Amerika memuji India karena berkepentingan dengan india untuk dijadikan sekutu menghadapi pakistan dan Iran. Sedangkan Korea Utara adalah musuh dan negara yang selalu menentang Amerika.

Politik Standar  ganda ini juga dilakukan oleh Amerika dan sekutunya NATO dalam mengawal musim semi (untuk menyebut musim penggantian rezim) di negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Politik Standar ganda paling permanen diterapkan Amerika dalam perseteruan antara rakyat Palestina dan negara Israel.  Apapun yang dilakukan Israel meski slah selalu dibela Amerika. Sebaliknya apa pun yang dilakukan rakyat Palestina selalu dikecamnya.

Praktek Standar ganda sangat mungkin dilakukan dalam keluarga, lembaga sosial bahkan lembaga bisnis. Dalam kehidupan keluarga Standar ganda biasanya tidak disadari oleh pelakunya dan baru terperangah ketika menghadapi akibatnya. Sudah banyak berita tentang adik yang menganiaya kakanya atau sebaliknya karena cemburu atas perbedaan perlakuan kedua orang tuanya.

Sepuluh tahun lalu saya punya pengalaman bekerja di sebuah perusahaan percetakan yang didalamnya mempraktekan bukan hanya Standar ganda tetapi multi standar dalam memberikan reward and punishment kepada karyawan. Akibatnya karyawan merasa diperlakukan tidak adil dan saling mencemburui satu dengan lainnya. Intrik merebak setiap saat. Konsentrasi kerja karyawan buyar. Komunikasi hanya jalan diantara sesama karyawan yang merasa dikorbankan. Perbincangansesama karyawan pun jauh melenceng dari tugas keseharian meraka. Benar dan salah, baik dan buruk menjadi kabur karena masing-masing karyawan merasa dirinya benar dan baik.  Tugas mereka sebagai karyawan terbengkalai. Pimpinan kehilangan wibawa. Muaranya adalah produktivitas perusahaan turun.

Dalam komunitas dimana Standar ganda dipraktekkan (terlepas sengaja atau tidak) semua orang didalamnya sesungguhnya adalah korban. Dalam komunitas semacam ini Orang-orang baik tidak bisa mengembangkan kebaikannya, orang orang berbakat tidak bisa mengaktulisasikan bakatnya. Pada saat yang sama,  orang yang punya sikap kurang baik (untuk tidak menyebut licik dan culas) sering terlambat menyadari  sifat buruknya sehingga terlambat memperbaiki diri.

Sebagai orang tua, calon orang tua, pemimpin masyarakat kita harus menyiapkan diri memimpin komunitas terkecil  kita – KELUARGA - memiliki hanya satu standar yaitu keadilan.  Dan jika kita melihat ada sesuatu yang tidak benar dalam keluarga kita, dalam masyarakat  kita,  jalan terbaik adalah lakukan dialog dan musyawarah mencari titik temu berdasar ketulusan. Tidak perlu dibuat gaduh karena apa yang kita sangka salah belum tentu salah dan apa yang kita sangka benar bisa jadi keliru. Wassalam. (diR)